Selamat datang di dunia mahasiwa bagi para lulusan SMU, SMK atau sederajat. Kalian akan memasuki dunia kebebasan.
Bagi mahasiswa perantau, dulu kalian berkamar di rumah orang tua. Masih rajin meminta uang tiap hari dan rutin 3x sehari makan. Intensitas perhatian dan kadang dapat amarah orang tua langsung kalian dapatkan didepan muka.
Sekarang? Berkamar di rumah orang lain alias indekost. Uang untuk hidup terkirim secara berkala dari orang tua. Biasanya sebulan sekali. Makan, transportasi dan kebutuhan lain akan kalian atur sendiri. Amarah orang tua berubah jadi pesan bijaksana. “Hati-hati nak di rantau. Belajar yang baik, makan nya diperhatikan, hati-hati berteman, jaga diri dan hati serta ingat sembahyang nya.”
Lingkungan baru akan kalian dapatkan. Atmosfer dunia kampus dan dunia sosial bergaul di masyarakat. Dua hal ini akan jadi life style kalian. Semua hal ini akan bentuk mentalitas dan tindakan dalam hidup kalian. Akankah bermentalkan pejuang atau penjahat.
Di kampus, kalian akan dapat materi pendidikan dan tantangan kegiatan mahasiswa (aktivis). Selepas dari kampus, kalian akan berhadapan dengan lingkungan pergaulan yang bebas. Disinilah iman kalian akan teruji. Mau mencipta karakter pengembangan diri atau mencipta kesenangan diri?
Kalian akan dapatkan pilihan arah hidup. Mau jadi aktivis dengan ikut organisasi extra kampus, atau mau wirausaha, atau mau adu syahwat dengan gonta ganti pasangan.
Selepas belajar di kampus, akan ada pertanyaan: mau lanjut diskusi bedah buku atau mau berdagang atau mau atur waktu berkunjung ke para kekasih hati?
Mindset yang terbangun adalah: asah kemampuan diskusi, atau asah kemampuan marketing, atau asah kemampuan bercinta.
Kemungkinan output yang terjadi adalah: pengembangan diri (soft skill) akan meningkat, atau omzet dan manajerial bisnis akan meningkat, atau pacar-pacar kalian akan bunting diluar nikah.
Mana yang akan buat orang tua kalian murka dan dapatkan masa depan suram? Silahkan memilih.
#GiniGiniMantanAktivis